Kemandulan atau infertilitas | ||||||||||||||||||
DEFINISI Kemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder. ![]() | ||||||||||||||||||
PENYEBAB Sekitar 30-40% kasus disebabkan oleh faktor pria, seperti:
40-50% kemandulan disebabkan oleh faktor wanita:
Merupakan hal yang penting untuk tidak menunda kehamilan lebih dari 1 tahun; kemungkinan hamil pada pasangan yang sehat dan keduanya berusia dibawah 30 tahun serta melakukan hubungan seksual secara teratur adalah hanya sebesar 25-30%/bulan. Puncak kesuburan seorang wanita adalah pada usia 20 tahunan; jika usia wanita diatas 30 tahun (terutama diatas 35 tahun), maka kemungkinan hamil adalah sebesar kurang dari 10%/bulan. Selain faktor yang berhubungan dengan usia, resiko kemandulan juga meningkat pada: | ||||||||||||||||||
GEJALA Gejalanya berupa: Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan. | ||||||||||||||||||
DIAGNOSA Dilakukan pemeriksaan fisik dan pengumpulan riwayat kesehatan dari suami dan istri. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: 2-3 hari sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan ejakulasi. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh wanita, jika terjadi peningkatan sebesar 0,5-1? Celsius berarti sedang terjadi ovulasi. Pada fase ovulatoir, lendir menjadi basah, elastis dan licin. PCT dilakukan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir servikal dengan cara menganalisa lendir servikal yang dikumpulkan dalam waktu 2-8 jam setelah melakukan hubungan seksual. Tes ini dilakukan pada pertengahan siklus menstruasi yaitu pada saat estradiol mencapai kadar tertinggi dan pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal, lendir servikal adalah jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa terputus. Bila dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis. | ||||||||||||||||||
PENGOBATAN Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. bisa diberikan untuk mencoba menambah pembentukan sperma pada pria. Tetapi Clomifene tampaknya tidak dapat meningkatkan kemampuan gerak sperma maupun mengurangi jumlah sperma yang abnormal dan belum terbukti mampu menambah kesuburan. Pada pria yang hanya memiliki sedikit sperma yang normal, bisa dilakukan inseminasi buatan, baik melalui prosedur pembuahan in vitro maupun GIFT (gamete intrafallopian tube transfer). Pada azospermia, bisa dipertimbangkan pembuahan dengan sperma dari donor. Varikokel bisa diatasi dengan pembedahan. Bagi wanita yang tidak mengalami ovulasi dalam waktu lama (anovulasi kronis) bisa diberikan Clomifene. Pada awalnya menstruasi dirangsang dengan obat lain, yaitu medroksiprogesteron acetat. Kemudian diberikan Clomifene selama 5 hari. Biasanya ovulasi akan terjadi 5-10 hari (rata-rata 7 hari) setelah pemberian Clomifene dihentikan dan 14-16 hari setelah ovulasi akan terjadi menstruasi. Jika setelah pemberian Clomifene tidak terjadi menstruasi, maka dilakukan tes kehamilan. Jika hasilnya negatif, siklus pengobatan diulangi dengan menambah dosis Clomifene sampai terjadi ovulasi atau sampai tercapai dosis maksimum. Jika telah ditentukan dosis Clomifene yang bisa merangsang terjadinya ovulasi, maka dosis ini diberikan minimal selama 6 siklus pengobatan lagi. Kebanyakan wanita akan bisa hamil pada siklus keenam, dimana terjadi ovulasi. Sekitar 75-80% wanita yang mendapatkan Clomifene akan mengalami ovulasi, tetapi hanya 40-50% yang berhasil hamil. Sekitar 5% kehamilan adalah kehamilan ganda (terutama kembar 2). Efek samping dari klomifen adalah hot flashes, pembengkakan perut, nyeri tekan pada payudara, mual, gangguan penglihatan dan sakit kepala. Sekitar 5% dari wanita yang diobati dengan Clomifene mengalami sindroma hiperstimulasi ovarium, dimana ovarium menjadi sangat besar dan sejumlah besar cairan berpindah dari aliran darah ke rongga perut. Untuk mencegah terjadinya sindroma ini, maka diberikan dosis Clomifene terendah yang masih efektif. Jika pemberian Clomifene tidak berhasil merangsang ovulasi, maka dicoba diberikan terapi hormonal dengan human menopausal gonadotropin (HMG). Hormon ini diekstrak dari air kemih wanita pasca menopause. HMG memerlukan biaya besar dan memiliki efek samping yang berat, karena itu pemakaiannya dibatasi hanya jika penyebab kemandulan sudah pasti merupakan kelainan ovulasi. HMG disuntikkan ke dalam otot dan dosisnya disesuaikan dengan respon penderita terhadap hormon tersebut. HMG berfungsi merangsang pematangan folikel di ovarium. Untuk memantau pematangan ini, dilakukan pengukuran kadar hormon estradiol dan pemeriksaan USG panggul. Setelah folikel matang diberikan suntikan hormon lain, yaitu human chorionic gonadotropins (HCG) untuk merangsang ovulasi. Lebih dari 95% wanita yang diberi hormon ini mengalami ovulasi, tetapi kehamilan hanya terjadi pada 50-75% penderita. 10-30% kehamilan adalah kehamilan ganda (terutama kembar 2). Efek samping dari HMG adalah sindroma hiperstimulasi ovarium, yang terjadi pada 10-20% penderita. Kemandulan akibat tidak dilepaskannya hormon GnRH oleh hipotalamus bisa diatasi dengan memberikan GnRH buatan untuk merangsang ovulasi. Jika penyebabnya adalah kelainan pada lendir servikal, maka bisa dilakukan inseminasi intrauterin, yaitu memasukkan semen langsung ke dalam rahim sehingga tidak perlu melewati lendir. Atau diberikan obat untuk mengencerkan lendir (misalnya guaifenesin). Teknik Pembuahan Setelah semua pengobatan lain gagal menghasilkan kehamilan, maka lebih banyak pasangan mandul yang beralih ke fertilisasi in vitro (bayi tabung). Prosedur ini terdiri dari perangsangan ovarium, pemulihan pelepasan sel telur, pembuahan sel telur, penumbuhan embrio di laboratorium kemudian penanaman embrio pada rahim wanita. Untuk merangsang ovarium sehingga banyak sel telur yang matang, diberikan kombinasi klomifen, HMG dan agonis GnRH (obat yang merangsang pelepasan gonadotropin oleh kelenjar hipofisa). Dengan panduan USG, dimasukkan sebuah jarum melalui vagina atau perut ke dalam ovarium dan diambil beberapa sel telur dari folikelnya. Di laboratorium, sel telur ditempatkan di dalam cawan pembiakan dan dibuahi oleh sperma pilihan (sperma yang paling aktif). Setelah sekitar 40 jam, 3-4 embrio dipindahkan dari cawan biakan ke dalam rahim itu melalui vagina. Embrio lainnya bisa dibekukan dalam larutan nitrogen untuk cadangan bila tidak terjadi kehamilan. Setiap kali sel telur yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam rahim, peluang berkembangnya seorang bayi cukup bulan hanya sekitar 18-25%. Jika penyebab kemandulan pada wanita tidak diketahui atau jika penyebabnya adalah endometriosis tetapi fungsi tuba falopiinya normal, maka dilakukan GIFT (gammete intrafallopian tube transfer). Sel telur dan sperma pilihan diperoleh melalui prosedur yang sama dengan pada fertilisasi in vitro, tetapi sel telur tidak dibuahi di laboratorium. Sel telur dan sperma dimasukkan ke dalam ujung tuba falopii melalui dinding perut (pada proses laparoskopi) atau melalui vagina (dipandu oleh USG), sehingga pembuahan terjadi di dalam tuba falopii. Angka keberhasilan pada GIFT adalah sekitar 20-30%. Variasi dari fertilisasi in vitro dan GIFT adalah pemindahan embrio yang lebih matang (zygote intrafallopian tube transfer), pemakaian sel telur dari donor dan pemindahan embrio yang telah dibekukan ke dalam rahim wanita lain. PROGNOSIS Sekitar 85-90% kasus, kemungkinan penyebabnya bisa diketahui. Pengobatan yang tepat (tidak termasuk teknik modern seperti fertilisasi in vitro) memungkinkan terjadinya kehamilan pada 50-60% pasangan yang sebelumnya didiagnosis mengalami kemandulan. Tanpa pengobatan, 15-20% kasus pada akhirnya akan mengalami kehamilan. | ||||||||||||||||||
PENCEGAHAN Kemandulan seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko kemandulan di masa yang akan datang. Penyakit menular seksual yang paling sering menyebabkan kemandulan adalah gonore dan klamidia. Kedua penyakit ini pada awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala dan gejala baru timbul setelah terjadinya penyakit peradangan panggul atau salpingitis. Peradangan menyebabkan pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu terjadi penurunan kesuburan, kemandulan absolut atau kehamilan di luar kandungan. Immunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah dengan menjalani immunisasi gondongan. Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki resiko kemandulan yang lebih tinggi (misalnya IUD). IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum pernah memiliki anak.
|
Senin, 16 November 2009
Sabtu, 20 Juni 2009
Rinitis Alergi
Pada umumnya rinitis alergi adalah penyakit atau kelainan yang merupakan manifestasi klinis reaksi hipersensitivitas tipe I (Gell dan Coombs) dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran. Berdasarkan sifat berlangsungnya, rinitis alergi dibedakan atas :
1. rinitis alergi musiman, biasanya hanya ada di negara yang memiliki 4 musim di mana alergan penyebabnya sangat spesifik yaitu tepung sari dan spora jamur.
2. rinitis alergi sepanjang tahun (parennial)
gejala rinitis alergi sepanjang tahun timbul teres menurus atau lebih bersifat intermitten, tanpa variasi musim jadi dapat ditemukan sepanjang tahun..Meskipun lebih ringan dibandingkan dengan rinitis musiman tapi karena lebih persisten, komplikasinya lebih sering ditemukan. Biasanya penyakit ini timbul pada semua golongan umur, terutama anak dan dewasa muda namun berkurang denga bertambahnya umur adapun faktor herediternya juga ikut berperan sedangkan jenis kelamin golongan etnis dan ras tidak ikut berpengaruh.
Penyakit yang paling sering adalah alergen inhalan dan alergen ingestan. Di mana alergen inhalan biasanya terjadi pada orang dewasa di mana alergenya itu berupa alergen dalam rumah (indoor) dan alergen diluar rumah (outdoor). Sedangkan alergen ingestan merupakan penyebab pada anak-anak dan biasanya disertai dengan gejala alergi yang lain seperti urtikaria dan gangguan pencernaan.
PATOFISIOLOGI
Pada reaksi alergi ini dilepaskan berbagai zat mediator yang akan menimbulkan gejala klinis. Zat mediator itu adalah histamin, dimana histamin itu sendiri memiliki efek dilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas kapiler, iritasi ujung-ujung saraf sensoris dan aktivasi sel-sel kelenjar diprodukdi lebih banyak.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling khas adalah serangan bersin yang berulang biasanya ini terjadi lebih dari lima kali dalam satu serangan sehingga bersin dapat dikatakan sebagai patologik terutama merupakan gejala pada RAFC dan kadang-kadang pada RAFL sebagai akibat dilepaskannya histamin. Selain itu gejala ini biasanya terjadi pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah benda asing seperti debu. Adapun gejala lainnya adalah keluarnya ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi).
Sedangkan gejala spesifik lainnya yang terjadi pada anak ialah terdapatnya banyangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Biasanya ini berlangsung lebih dari 2 tahun, gejala ini disebut allergic shiner. Selain itu pada anak juga sering ditemukan suka mengosok-gososk hidung karena gatal dengan menggunakan punggung tangan, di mana keadaan yang seperti ini disebut allergic sallute, tetapi apabila hal ini terus menerus dilakukan maka akan mengakibatkan timbulnya garis melintang pada daerah dorsum nasi bagian sepertiga bawah yang disebut allergic crease.
KOMPLIKASI
- polip hidung
- otitis media
- sinusitis paranasalis
diagnosis rinitis alergi ini dapat ditegakkan berdasarkan :
1. anamnesis
2. pemeriksaan rinoskopi anterior
3. pemeriksaan naso endoskopi
4. pemeriksaan sitologi hidung
5. hidung eosinofil dalam darah tepi
6. uji kulit, penyebabnya dapat dicari secara invivo
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan pelengkap atau penyaring daapt dilakukan dengan pemerikasaan sitologi hidung. Dimana kita dapat menemukan eusinofil dalam jumlah banyak sehingga kemungkinan terjadinya alergi inhalan, tetapi apabila kita menemukan adanya basofil kemungkinan terdapat alergi ingestan dan sel polimorfonurlear menemukan infeksi bakteri. Selain itu kita dapat juga melakukan IgE yang spesifik dengan (radio immunosorbent test atau dengan melakukan tes ELISA (enzime linked immuno assay) dapat juga dicari dengan in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick test), uji provokasi hidung / uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk elergi makanan.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi yang paling ideal adalah dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.
2. Simtomatis
a. Medikamentosa
Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H-1, yang bekerja secara inhibitor komppetitif pada reseptor H-1 sel target, dan merupakan preparat farmakologik yang paling sering dipakai sebagai inti pertama pengonatan rinitis alergi. Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.
Antihistamin dibagi dalam 2 golonganyaitu golongan antihistamin generasi-1 (klasik) dan generasi -2 (non sedatif). Antihistamin generasi-1 bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar darah otak (mempunyai efek pada SSP) dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik.
Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau tropikal. Namun pemakaian secara tropikal hanya boleh untuk beberapa hari saja untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa.
Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala trauma sumbatan hidung akibat respons fase lambat berhasil diatasi dengan obat lain. Yang sering dipakai adalah kortikosteroid tropikal (beklometosa, budesonid, flusolid, flutikason, mometasonfuroat dan triamsinolon).
Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida, bermanfaat untuk mengatasi rinore, karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik permukaan sel efektor.
b. Operatif
Tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dioikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25 % atau troklor asetat.
3. Imunoterapi
- Desensitisassi dan hiposensitisasi
- Netralisasi
Daftar Pustaka
M. H. Abdoerrachman, dkk. 1985. Ilmi Kesehatan Anak Jilid 2 dan 3. Jakarta: FKUI
Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Sibuea W. Herdin, dkk. 1992. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Baratawidjaja Garna Karnen. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta: FKUI.
Soepardi Arsyad Efiati, dkk. 2004. THT Edisi ke Lima. Jakarta: FKUI
Pada umumnya rinitis alergi adalah penyakit atau kelainan yang merupakan manifestasi klinis reaksi hipersensitivitas tipe I (Gell dan Coombs) dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran. Berdasarkan sifat berlangsungnya, rinitis alergi dibedakan atas :
1. rinitis alergi musiman, biasanya hanya ada di negara yang memiliki 4 musim di mana alergan penyebabnya sangat spesifik yaitu tepung sari dan spora jamur.
2. rinitis alergi sepanjang tahun (parennial)
gejala rinitis alergi sepanjang tahun timbul teres menurus atau lebih bersifat intermitten, tanpa variasi musim jadi dapat ditemukan sepanjang tahun..Meskipun lebih ringan dibandingkan dengan rinitis musiman tapi karena lebih persisten, komplikasinya lebih sering ditemukan. Biasanya penyakit ini timbul pada semua golongan umur, terutama anak dan dewasa muda namun berkurang denga bertambahnya umur adapun faktor herediternya juga ikut berperan sedangkan jenis kelamin golongan etnis dan ras tidak ikut berpengaruh.
Penyakit yang paling sering adalah alergen inhalan dan alergen ingestan. Di mana alergen inhalan biasanya terjadi pada orang dewasa di mana alergenya itu berupa alergen dalam rumah (indoor) dan alergen diluar rumah (outdoor). Sedangkan alergen ingestan merupakan penyebab pada anak-anak dan biasanya disertai dengan gejala alergi yang lain seperti urtikaria dan gangguan pencernaan.
PATOFISIOLOGI
Pada reaksi alergi ini dilepaskan berbagai zat mediator yang akan menimbulkan gejala klinis. Zat mediator itu adalah histamin, dimana histamin itu sendiri memiliki efek dilatasi pembuluh darah, peningkatan permeabilitas kapiler, iritasi ujung-ujung saraf sensoris dan aktivasi sel-sel kelenjar diprodukdi lebih banyak.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling khas adalah serangan bersin yang berulang biasanya ini terjadi lebih dari lima kali dalam satu serangan sehingga bersin dapat dikatakan sebagai patologik terutama merupakan gejala pada RAFC dan kadang-kadang pada RAFL sebagai akibat dilepaskannya histamin. Selain itu gejala ini biasanya terjadi pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah benda asing seperti debu. Adapun gejala lainnya adalah keluarnya ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi).
Sedangkan gejala spesifik lainnya yang terjadi pada anak ialah terdapatnya banyangan gelap di daerah bawah mata yang terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Biasanya ini berlangsung lebih dari 2 tahun, gejala ini disebut allergic shiner. Selain itu pada anak juga sering ditemukan suka mengosok-gososk hidung karena gatal dengan menggunakan punggung tangan, di mana keadaan yang seperti ini disebut allergic sallute, tetapi apabila hal ini terus menerus dilakukan maka akan mengakibatkan timbulnya garis melintang pada daerah dorsum nasi bagian sepertiga bawah yang disebut allergic crease.
KOMPLIKASI
- polip hidung
- otitis media
- sinusitis paranasalis
diagnosis rinitis alergi ini dapat ditegakkan berdasarkan :
1. anamnesis
2. pemeriksaan rinoskopi anterior
3. pemeriksaan naso endoskopi
4. pemeriksaan sitologi hidung
5. hidung eosinofil dalam darah tepi
6. uji kulit, penyebabnya dapat dicari secara invivo
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan pelengkap atau penyaring daapt dilakukan dengan pemerikasaan sitologi hidung. Dimana kita dapat menemukan eusinofil dalam jumlah banyak sehingga kemungkinan terjadinya alergi inhalan, tetapi apabila kita menemukan adanya basofil kemungkinan terdapat alergi ingestan dan sel polimorfonurlear menemukan infeksi bakteri. Selain itu kita dapat juga melakukan IgE yang spesifik dengan (radio immunosorbent test atau dengan melakukan tes ELISA (enzime linked immuno assay) dapat juga dicari dengan in vivo dengan uji intrakutan yang tunggal atau berseri, uji tusuk (prick test), uji provokasi hidung / uji inhalasi, dan uji gores. Dilakukan diet eliminasi dan provokasi untuk elergi makanan.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi yang paling ideal adalah dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.
2. Simtomatis
a. Medikamentosa
Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H-1, yang bekerja secara inhibitor komppetitif pada reseptor H-1 sel target, dan merupakan preparat farmakologik yang paling sering dipakai sebagai inti pertama pengonatan rinitis alergi. Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.
Antihistamin dibagi dalam 2 golonganyaitu golongan antihistamin generasi-1 (klasik) dan generasi -2 (non sedatif). Antihistamin generasi-1 bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar darah otak (mempunyai efek pada SSP) dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik.
Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau tropikal. Namun pemakaian secara tropikal hanya boleh untuk beberapa hari saja untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa.
Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala trauma sumbatan hidung akibat respons fase lambat berhasil diatasi dengan obat lain. Yang sering dipakai adalah kortikosteroid tropikal (beklometosa, budesonid, flusolid, flutikason, mometasonfuroat dan triamsinolon).
Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida, bermanfaat untuk mengatasi rinore, karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik permukaan sel efektor.
b. Operatif
Tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dioikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25 % atau troklor asetat.
3. Imunoterapi
- Desensitisassi dan hiposensitisasi
- Netralisasi
Daftar Pustaka
M. H. Abdoerrachman, dkk. 1985. Ilmi Kesehatan Anak Jilid 2 dan 3. Jakarta: FKUI
Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Sibuea W. Herdin, dkk. 1992. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Baratawidjaja Garna Karnen. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta: FKUI.
Soepardi Arsyad Efiati, dkk. 2004. THT Edisi ke Lima. Jakarta: FKUI
Kamis, 28 Mei 2009
KEKUATAN ALAM BAWAH SADAR
KEKUATAN ALAM BAWAH SADAR
Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada pikiran. Tetapi kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut, kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu. Sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik atau perubahan nasib yang berarti. Oleh karena itu milikilah target lebih tinggi untuk merangsang kekuatan dalam pikiran tersebut.
otak Sebab target atau sasaran baru yang dipikirkan itu akan menggerakkan diri kita untuk melaksanakan tindakan. Apalagi jika diyakini target tersebut bakal tercapai, maka diri kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.
Setelah tindakan-tindakan baru yang lebih konstruktif dikerjakan hingga berulang-ulang, maka tanpa disadari kita sudah banyak melakukan hal-hal penting hinga kita tiba di zona baru, dimana kita berhasil mencapai target yang didambakan. Itulah mengapa dikatakan bahwa manusia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar itu dapat dibangkitkan melalui 2 cara, yaitu: autosuggestion dan visualization.
Autosuggestion
Keinginan-keinginan kita merupakan informasi penting untuk pikiran bawah sadar. Sebab keinginan yang terekam kuat dalam pikiran bawah sadar sangat besar dapat menjadi daya dorong yang akan menggerakkan diri kita untuk berbuat sesuatu yang luar biasa. Keinginan yang sangat besar dan terekam dalam pikiran bawah sadar itulah yang dinamakan autosuggestion.
Autosuggestion seharusnya dilakukan dengan penuh rasa percaya, melibatkan emosi dalam diri, dilakukan penuh konsentrasi terhadap obyek yang positif, dan berulang-ulang. Selanjutnya, pikiran bawah sadar inilah yang akan mendikte gerak-gerik tubuh kita. Kekuatan yang ditimbulkan oleh pikiran bawah sadar itu sangat dahsyat entah digunakan untuk melakukan perbuatan buruk atau baik. Kadangkala niat untuk melakukan sesuatu secara otomatis muncul dari pikiran bawah sadar.
Autosuggestion akan mengetuk kesadaran (heartknock). Karena dilakukan berulang-ulang dan rutin, suatu ketika kata-kata tersebut akan menembus pikiran bawah sadar. Lalu pikiran bawah sadar itupun memompa semangat. Energi itu dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan impian hidup kita.
Mungkin kegiatan autosuggestion ini akan dianggap aneh oleh orang lain. Tetapi itulah salah satu cara untuk mengubah diri dari dalam. Biasakan mendengar pola pikir positif dan melakukan kebiasaan- kebiasaan yang konstruktif. Jadi jangan ragu untuk melakukan budaya- budaya yang potensial, menumbuhkan optimisme dan kreatifitas.
Ada 6 (P) petunjuk dalam melakukan autosuggestion, yaitu;
* Positive : pada saat melakukan autosuggestion, pikirkan hal-hal yang positif saja.
* Powerful : lakukan dengan penuh keyakinan sebab dapat memberikan kekuatan untuk berbuat sesuatu yang luar biasa.
* Precise : keinginan yang hendak dicapai harus sudah dapat di deskripsikan, karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun berdasarkan kategori.
* Present Tense: dalam bentuk keinginan saat ini, bukan keinginan di masa lalu atau akan datang.
* Personal : lakukan perubahan positif terhadap diri sendiri terlebih dahulu.
Visualization
Menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan menggambarkan apa yang didambakan itu. Dengan cara memvisualisasikan impian terlebih dahulu, terciptalah banyak sekali karya-karya spektakuler di dunia ini. Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar Romawi jaman dahulu mengatakan, “A man’s life is what his thought make of it - Kehidupan manusia ialah bagaimana mereka memikirkannya.”
Sesuatu yang selalu divisualisasikan manusia akan mudah terekam dalam pikiran bawah sadar. Lalu muncul kekuatan pikiran tersebut, yang berperan sebagai penghubung antara jiwa dengan tubuh. Sehingga tubuhpun bereaksi dengan mengerahkan seluruh potensi yang sebelumnya tidak pernah digunakan, dalam bentuk kreatifitas atau tindakan. Memvisualisasikan impian memungkinkan seluruh impian tercapai oleh pikiran bawah sadar.
Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan potensi yang sama besar kepada manusia. Tidak ada ruginya membayangkan betapa berpotensinya diri kita untuk mencapai impian-impian. Berikut ini beberapa langkah dalam memvisualisasikan impian, yaitu:
1. Mendefinisikan impian
Mendefinisikan impian artinya memberikan batasan atau standar akan impian yang hendak dicapai. Kemudian, gambarkanlah semua impian seolah-olah Anda sudah sepatutnya meraih impian tersebut. Meskipun tindakan ini terkesan sederhana, tetapi dari gambaran impian itulah kita akan mencoba berbuat sesuatu untuk melakukan perubahan dan akhirnya dapat meraih cita-cita.
2. Menentukan target waktu
Dambakan impian itu terwujud sesuai target yang telah ditentukan, sebab impian tanpa target waktu hanya akan menjadi mimpi sesaat. Impian dengan target waktu akan menggerakkan kesadaran untuk tidak segan-segan melakukan perubahan. Maka mulailah dari sekarang, Be the best, do the best, and then let God take care the rest – Jadilah yang terbaik, lakukan yang terbaik, biarlah Tuhan yang menentukan. Potensi yang kita miliki kelihatannya sangat sayang jika tidak dioptimalkan.
3. Melakukan berulang-ulang
Melakukan ulangan artinya mengkondisikan diri kita untuk lebih sering ingat akan impian kita. Jika sering ingat, maka perlahan-lahan impian
itu akan tertanam di alam pikiran bawah sadar. Bila pesan sudah diterima oleh SCM (sub-conscience mind), maka dia akan menggerakkan diri kita untuk menciptakan keputusan atau menjadikan kita lebih kreatif.
Jika impian lebih sering diimajinasikan ternyata dapat melipatgandakan kekuatan dari pikiran bawah sadar. Imajinasi yang diulang-ulang ini akan secara tidak langsung merangsang ilusi akan kenyataan yang luar biasa tentang potensi kita sebagai umat manusia. Sehingga diri kita akan berusaha keras mencapai impian yang divisualisasikan. Begitulah seterusnya kekuatan pikiran bawah sadar bekerja dan dibangkitkan, hingga perubahan besar terjadi dalam diri kita pada suatu waktu.
Inti dari membangkitkan kekuatan pikiran bawah sadar adalah :
- Dengan membayangkan, merasakan …apa yang kita inginkan
- Jangan sekali-kali memikirkan …. bagaimana cara mencapainya
- Setelah kita dapat membayangkan, merasakan dengan sejelas-jelasnya lalu berdoa dan dipasrahkanProses membayangkan, merasakan apa yang kita inginkan adalah proses mencari tahu keinginan kita yang hakiki / keinginan kita yang sebenar-benarnya karena pada dasarnya kita/manusia memiliki sangat banyak sekali keinginan/kemauan.
Kemauan yang hakiki biasanya mengandung :
- rasa takut ….. takut tidak tercapai
- rasa passion …. gregetan, nafsu … harus, harus, harus dapat
- rasa berani berkorban …. apapun yang terjadi, kita harus dapat
- sesuatu yang lebih besar/baik daripada saat ini Kenapa jangan sekali-kali memikirkan cara mencapainya? Karena kemauan hakiki tersebut adalah KEMAUAN. Kemauan adalah kerjaan otak kanan yang berhubungan dengan imajinasi, angan-angan, cita-cita, gambaran dan rasa. Jadi tidak perlu logis. Sedangkan kehidupan atau kondisi kita saat ini adalah REALITAS/LOGIKA/NYATA.
Realitas/logika/nyata adalah kerjaan otak kiri yang berhubungan dengan angka, hitungan dan urutan. Karena kita memiliki Kemauan yang merupakan kerja Otak Kanan, tapi yang memikirkan caranya (logika) dengan otak kiri. Jadi setelah kemauan yang hakiki kita peroleh, Otak Kanan akan memberikan signal ke Otak Kiri. Ketika itu otak kiri mulai bekerja, terjadilah synergy (kerjasama) antara otak kanan dan otak kiri.
HASILNYA ….. kedua volume Otak Kiri dan Kanan akan bertambah dan hasilnya akan Luar Biasa …..
Rabu, 27 Mei 2009
Dermatitis Kontak |
DEFINISI Dermatitis Kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu; ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas. |
PENYEBAB Zat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit melalui 2 cara, yaitu iritasi (dermatitis kontak iritan) atau reaksi alergi (dermatitis kontak alergika). |
GEJALA Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit. |
DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan adanya riwayat kontak dengan bahan iritan atau alergen. |
PENGOBATAN Pengobatan dilakukan dengan cara menghilangkan atau menghindari zat-zat penyebab terjadinya dermatitis kontak. |